Honda Mobil Bangka Belitung

Loading

  • Jun, Sel, 2022

Risiko Pasang Ban Mobil Beda Ukuran

Selain mesin, ban mobil menjadi komponen yang memiliki kerja cukup keras lantaran posisinya yang langsung bersinggungan dengan jalan.

Dikutip dari otomotif.kompas.com, Karena itu, ban mobil memiliki usai pakai. Bila sudah sudah tak layak atau rusak, otomatis harus mengganti dengan yang baru.

Tapi dalam pergantian ban, kerap pemilik mobil terpaksa mengaplikasi jenis yang berbeda dari yang sudah digunakan. Baik dari segi ukuran atau alurnya.

Pertanyaanya, apakah mengganti ban dengan dimensi yang berbeda sah-sah saja dilakukan, termasuk dengan alurnya.

Menjawab hal ini, Training Director Safety Defensive Consultat Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, jika menggunakan ban yang berbeda ukuran akan membuat kendaraan tidak stabil.
 
“Alur permukaan ban adalah bagian utama yang bergesekan dengan aspal, sehingga pada sisi tertentu habis tidak merata. Sehingga daya cengkram tidak lagi maksimal,” ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Kenyamanan dan performa mobil, sangat bergantung pada ukuran ban yang dipilih. Bila salah, skenario terburuknya rentan mengalami kecelakaan akibat hilang kendali.

Menurut Sony, saat memasuki waktu penggantian karakteristik ban yang dipakai mobil baiknya tetap sama seperti yang terpasang. Tepatnya, menyesuaikan ukuran ban asli pabrikan.

Dari sisi keamanan, ban mobil bagian kanan dan kiri harus sama, baik dari segi ukuran maupun merek. Namun untuk ban depan belakang boleh berbeda.

Sony menyarankan, jangan sembarangan menggunakan ban beda ukuran, dari tinggi dan lebar, termasuk pattern harus sama dengan sebelumnya. Dengan begitu grip ban akan sama dengan lainnya.
 
Tapi soal penggantian tidak harus langsung bersamaan keempatnya, sah-sah saja jika hanya mengganti dua ban dahulu.  “Ban yang masih bagus harus di taruh di posisi belakang.

Kemudian nanti, bila ada biaya lagi beli dua lagi untuk menyamakan baik itu ukuran, pattern dan merek bannya,” tutup Sony.

  • Jun, Sab, 2022

Penting, Nyalakan Mesin Mobil Selama 3 Menit buat Periksa Oli Mesin

Oli berfungsi melumasi komponen mesin agar tidak aus. Tanpa adanya ketersediaan oli, mesin mobil tidak akan terlindungi dengan baik.

Dikutip dari otomotif.kompas.com, Maka dari itu, oli menjadi salah satu komponen penting pada mesin mobil sehingga wajib diperiksa saat mobil akan dipakai. Memeriksa oli mesin bisa dilakukan sendiri tanpa harus ke bengkel.

Langkah paling awal yang harus dilakukan adalah parkirkan mobil di area yang rata. Kemudian hidupkan mesin dan tekan pedal gas hingga putaran kurang lebih 3.000 rpm di posisi N.

Market Problem Action Ast. Manager PT Honda Prospect Motor, Eko Sutrisno menyarankan agar menghidupkan mesin mobil selama 3 menit terlebih dahulu saat memeriksa oli mesin mobil. “Biarkan kendaraan tersebut bekerja.

Tunggu sampai 3 menit, lalu matikan mobil. Kenapa harus dinyalakan dulu? Agar oli tersebut bersirkulasi di dalam sistem,” kata eko kepada Kompas.com.

Eko menjelaskan, setelah oli bersirkulasi di dalam mesin, pemilik mobil dapat mengetahui kapasitas oli yang ada sebenarnya. Caranya dengan melepaskan dipstick yang ada di ruang mesin dan amati level oli berada di mana.

Pada saat melepas dipstick, bersihkan dahulu bagian ujungnya dengan tisu atau kain lap. Kemudian, masukan kembali dip stick dan tarik. Dari cara tersebut bisa dilihat jejak oli di ujung dipstick berada di level apa.

“Kalau memang posisinya di level low atau posisi paling bawah, customer harus waspada. Kekhawatirannya ada kebocoran oli di sana, jika ada kebocoran makin lama kapasitasnya berkurang, bakal mempengaruhi kinerja mesin,” kata eko.

Selain tinggi rendahnya kapasitas oli, cara tersebut dapat melihat warna olinya seperti apa. Oli mesin yang bagus berwarna kecoklatan. Bila warna oli cenderung agak ke hitam atau gelap, ada indikasi oli tersebut tidak dalam keadaan baik sehingga harus diganti.