Honda Mobil Bangka Belitung

Loading

  • Nov, Rab, 2022

Power Steering Kamu Berat? Ini Salah Satu Penyebabnya

Power steering merupakan sistem yang diciptakan untuk membantu pengendara saat melakukan manuver saat menikung. Dengan adanya power steering pada mobil dapat menambah kenyamanan dan keamanan bagi pengemudi saat berkendara. Terdapat 2 cara kerja power steering itu sendiri, diantaranya adalah Hydraulic Power Steering atau HPS, yang mengandalkan fluida untuk menjalankan sistem, sedangkan Electric Power Steering atau EPS adalah power steering yang menggunakan hidrolik untuk menjalankan sistemnya.

Sistem power steering bisa menjadi rusak atau berat dikarenakan waktu pemakaian jangka lama, untuk itu banyak kemungkinan bisa terjadi mengapa power steering kalian terasa berat.

Pertama, kurangnya cairan oli, kekurangan cairan oli bisa menyebabkan kerja dari power steering menjadi tidak maksimal. Cara untuk menjaga supaya power steering bekerja maksimal adalah dengan sering-sering mengecek supaya tidak kering.

Yang kedua, kebiasaan mentokin setir saat berkendara. Kebiasaan ini sering dilakukan beberapa pengendara saat melakukan puter baik, tanpa kalian ketahui bahwa hal tersebut dapat dengan mudah untuk merusak power steering kalian.

Yang terakhir, berjalan disaat ban mobil dalam keadaan habis angin atau kurang angin. Saat ban mobil mendadak kehabisan angin kemudian berusaha tetap dijalankan maka akan terasa berat, hal tersebutlah yang membuat power steering menjadi lebih cepat rusak karena dipaksa untuk bekerja secara extra.

  • Nov, Rab, 2022

Selain Masalah Pembakaran, Ini yang Bikin Mesin Mobil Ngelitik

Untuk menjaga akselerasi dan performa mobil tetap prima, pemilik wajib memperhatikan urusan perawatannya.  Apalagi untuk mobil modern dengan sistem injeksi, perawatan relatif mudah karena tak harus ada penyetelan manual.

Sistem kompresi bahan bakar diatur oleh electronic control unit (ECU). Poin krusial yang membutuhkan perawatan jumlahnya terbatas, menyangkut pengapian, jalur bahan bakar, dan aliran udara.  Kompresi mesin kendaraan mengandalkan komponen throttle body yang mengatur ritme kebutuhan bahan bakar masuk ruang bakar.
 
Jika komponen tersebut kotor, efeknya tenaga mesin dan konsumsi bahan bakar langsung terasa loyo. Lantas apakah gejalanya sama seperti ruang bakar bermasalah?   

Kempes, Pemilik Bengkel Anugrah Abadi Karangawen mengatakan, gejala ruang bakar mesin bermasalah dan throttle body kotor sama saja.  Pengendara yang peka terhadap perbedaan performa biasanya akan merasakan mesin lambat jika berakselerasi. Saat pedal gas diinjak mendadak terdengar bunyi mesin ngelitik.  

“Sama gejalanya, saat akselerasi mesin spontan rasanya jadi berat. Udara yang masuk tidak sesuai apa yang terbaca oleh ECU,” katanya. Throttle body yang kotor juga bisa dijadikan patokan kondisi ruang bakar kendaraan kurang sehat.  

 Menurut Kempes, kotoran yang menumpuk di kupu-kupu valve throttle body merupakan sisa endapan dari karbon dari dalam ruang bakar.  “Kepala piston yang penuh kotoran kerak karbon overload saat proses kompresi.  

Saat katup bukaan gas throttle body terbuka, udara keluar dari ruang bakar sudah terkontaminasi partikel kotoran,” ucapnya. Deteksi throttle body yang sudah kotor pun bisa dilihat dari warna ujung elektroda busi. Jika warnanya kehitaman menandakan kompresi mesin bermasalah. 
 
“Campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar  tidak seimbang karena throttle body penuh kotoran. Pengapian mesin tidak seimbang, jadi busi berwarna hitam, menandakan kompresi miskin udara,” kata dia.  

Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, throttle body berdasarkan fungsi dikategorikan sarana sirkulasi udara. Filter udara, intake manifold, dan throttle body terhubung satu jalur mengatur pasokan udara sesuai kebutuhan mesin.  
 
“Komposisi kompresi mesin injeksi prosesnya tergantung tiga skema rangkaian sistem yang diatur seluruhnya perangkat ECU. Pertama aliran bahan bakar, pasokan udara, dan pengapian berjalan normal. Jika tidak bisa tersinkronisasi dengan baik kompresi terganggu,” ucap Bambang.

  • Nov, Sel, 2022

Baru Diluncurkan, Ini Dia 5 Keunggulan HONDA WR-V!

Untuk pertama kalinya Honda WR-V hadir di Indonesia untuk meramaikan pasar mobil Small SUV. Dengan memadukan karakter sporty khas Honda dengan teknologi terdepan dan desain lebih compact, mobil ini tawarkan sejumlah keunggulan untuk calon konsumennya. 

Yuk simak 5 keunggulan Honda WR-V berikut ini: 

Teknologi keselamatan Honda Sensing yang dulu hanya ada di line up mobil premium seperti Honda Accord dan Odyssey, kini dapat juga kamu rasakan di Honda WR-V! Sistem ini terdiri dari 6 fitur yakni CMBS, LKAS, RDM, ACC, LCDN dan AHB yang berfungsi untuk menjaga keselamatan pengendara dan penumpang di perjalanan. Info lebih lanjut mengenai Honda Sensing. 

Dengan adanya fitur Honda LaneWatch, kamu dapat melihat kondisi jalan dengan lebih jelas melalui kamera yang terdapat di spion kiri. Kondisi jalan di sisi kiri kendaraan akan ditampilkan kedalam layar head unit, sehingga kamu dapat bermanuver dengan lebih aman dan percaya diri. 

Pertama di kelasnya, Honda WR-V dilengkapi fitur Walk-Away Auto Lock sehingga pintu mobil akan terkunci secara otomatis sesaat setelah kamu pergi meninggalkan kendaraan dengan jarak sekitar 2 meter. Sekarang, kamu tidak perlu khawatir lagi apabila lupa mengunci pintu mobil! 

Berkendara dengan Honda WR-V, anti kepanasan di dalam kabin! Dengan fitur Remote Engine Start, kamu dapat menyalakan mesin mobil dan AC dari jarak jauh, sehingga kabin akan terasa sejuk sesaat setelah kamu masuk kedalam mobil. Fitur ini juga sudah tersedia di semua tipe, lho! 

Honda WR-V telah dilengkapi 4 buah airbags yang terdapat di sisi depan dan sisi samping kendaraan, sehingga dapat melindungi pengendara dan penumpang dengan lebih maksimal. Khusus untuk tipe Honda WR-V RS with Honda Sensing, terdapat 6 buah airbags untuk perjalanan yang lebih aman. 

  • Nov, Jum, 2022

Berhenti di Lampu Merah, Baiknya Pakai Rem Tangan atau Rem Kaki

Rem tangan pada mobil, tugasnya menahan laju kendaraan bila berhenti dalam waktu lama. Namun, soal penggunaan rem tangan ada aturannya. Banyak yang sering salah kaprah mengaktifkan rem tangan terutama di lokasi parkir.

Hal jadi pro dan kontra ketika berhenti di kemacetan atau lampu merah. Karena alasan lebih nyaman dan rileks saat mengantre, banyak yang memilih berhenti dengan rem tangan.  Sayangnya, banyak yang beranggapan hal itu keliru dilihat dari kacamata safety driving, pasalnya pengemudi dinilai kurang sigap membaca kondisi sekitar.  Lantas bagaimana yang benar?   

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, menggunakan rem tangan saat berhenti di lampu merah jadi pilihan yang tidak tepat.  
Fokus pengendara berkurang, alhasil kesigapan untuk bereaksi terhadap lingkungan sekitar dalam kondisi darurat jadi turun signifikan.

“Saat berhenti dan rem tangan aktif, kesiapan pengendara mengantisipasi kondisi darurat dari berbagai sisi berkurang. Harusnya jika memakai rem kan sorot cahaya lampu juga jadi isyarat tanda berhenti untuk kendaraan di belakang,” kata Sony. Pengendara yang berhenti di lampu merah karena nyaman malah bersantai-santai sambil bermain gadget, atau melakukan aktivitas yang mengurangi kecakapan bertindak mewaspadai keadaan darurat.  

Seharusnya, lanjut Sony, kewaspadaan potensi bahaya dari kendaraan sekitar meningkat, terutama kesigapan merespon risiko saat terjadi tabrak belakang.  “Risiko kecelakaan fatal di lampu merah jauh lebih tinggi. Meski berhenti total, durasi 8 detik sekali ketiga spion mobil tetap harus di cek. Lampu rem juga jadi warning sistem agar kendaraan belakang menjaga jarak aman,” ucapnya.  

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, respon dan antisipasi bahaya dari obyek kendaraan lain di lampu merah seharusnya di tingkatkan.  Banyak pengendara yang lengah karena sibuk membagi fokus pada hal-hal lain, seperti membalas pesan singkat atau melakukan panggilan telepon. 
 
“Titik fokus yang harus diperhatikan saat berhenti di lampu merah ada 6 zona aman. Urut dari bagian depan, belakang, samping kanan – kiri, dan bagian atas serta bawah kendaraan,” kata Jusri.  Untuk itu, kata dia, teknik aman berhenti di lampu merah, lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan rem kaki. Konsentrasi pengemudi jadi sigap dan responsif termasuk jika lampu hijau menyala.