Deprecated: Non-static method FontSq_Font::get_installed_fonts() should not be called statically in /home/u1063450/public_html/wp-content/plugins/font-squirrel/controller/class.fontlibrary.php on line 41

Notice: Trying to get property 'plugins' of non-object in /home/u1063450/public_html/wp-content/plugins/styles/classes/styles-customize.php on line 150

Berhenti di Lampu Merah, Baiknya Pakai Rem Tangan atau Rem Kaki

Rem tangan pada mobil, tugasnya menahan laju kendaraan bila berhenti dalam waktu lama. Namun, soal penggunaan rem tangan ada aturannya. Banyak yang sering salah kaprah mengaktifkan rem tangan terutama di lokasi parkir.

Hal jadi pro dan kontra ketika berhenti di kemacetan atau lampu merah. Karena alasan lebih nyaman dan rileks saat mengantre, banyak yang memilih berhenti dengan rem tangan.  Sayangnya, banyak yang beranggapan hal itu keliru dilihat dari kacamata safety driving, pasalnya pengemudi dinilai kurang sigap membaca kondisi sekitar.  Lantas bagaimana yang benar?   

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, menggunakan rem tangan saat berhenti di lampu merah jadi pilihan yang tidak tepat.  
Fokus pengendara berkurang, alhasil kesigapan untuk bereaksi terhadap lingkungan sekitar dalam kondisi darurat jadi turun signifikan.

“Saat berhenti dan rem tangan aktif, kesiapan pengendara mengantisipasi kondisi darurat dari berbagai sisi berkurang. Harusnya jika memakai rem kan sorot cahaya lampu juga jadi isyarat tanda berhenti untuk kendaraan di belakang,” kata Sony. Pengendara yang berhenti di lampu merah karena nyaman malah bersantai-santai sambil bermain gadget, atau melakukan aktivitas yang mengurangi kecakapan bertindak mewaspadai keadaan darurat.  

Seharusnya, lanjut Sony, kewaspadaan potensi bahaya dari kendaraan sekitar meningkat, terutama kesigapan merespon risiko saat terjadi tabrak belakang.  “Risiko kecelakaan fatal di lampu merah jauh lebih tinggi. Meski berhenti total, durasi 8 detik sekali ketiga spion mobil tetap harus di cek. Lampu rem juga jadi warning sistem agar kendaraan belakang menjaga jarak aman,” ucapnya.  

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, respon dan antisipasi bahaya dari obyek kendaraan lain di lampu merah seharusnya di tingkatkan.  Banyak pengendara yang lengah karena sibuk membagi fokus pada hal-hal lain, seperti membalas pesan singkat atau melakukan panggilan telepon. 
 
“Titik fokus yang harus diperhatikan saat berhenti di lampu merah ada 6 zona aman. Urut dari bagian depan, belakang, samping kanan – kiri, dan bagian atas serta bawah kendaraan,” kata Jusri.  Untuk itu, kata dia, teknik aman berhenti di lampu merah, lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan rem kaki. Konsentrasi pengemudi jadi sigap dan responsif termasuk jika lampu hijau menyala.